Kemana Ganyong di Kampungku..?

By 06.49.00 ,


Ganyong .... dulu di desaku Sunyalangu semasa aku kecil banyak sekali. Bahkan di pinggiran blumbangku (kolam) juga banyak .. tapi sekarang .. hanya tinggal beberapa pohon saja. Hmmm.. saat di rantau begini .. rasanya indah banget klo ngingetin kampung dengan suasananya yang dulu. Ganyong  .. ya inget banget rasanya yang gurih .. buat cemilan .. pa lagi kalo makannya pas masih anget .. .. hmm ..z  padahal cuma  direbus aja. Eh sekarang ternyata pas saya googling ketemu ni ma tulisan yang isinya ngupas tentang ganyong ..jadi nya langsung saya share aja nii buat menuhin catatan blogging saya tanpa modofikasi sama sekali.



Ganyong (Canna edulis Ker.) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang kurang populer dibandingkan ubi jalar atau ubi kayu dan kelestariannyapun semakin terancam karena tidak banyak orang yang menanam dan mengonsumsinya. Tetapi sekarang, Ganyong sudah mulai banyak dibudidayakan teratur di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Lampung, dan Jawa Barat.
Ganyonng banyak dikenal dengan berbagai macam nama daerah. Ada yang menyebut sebagai “buah tasbih”, “ubi pikul”, “ganyal”, “ganyol”, atau pun “sinetra”. Sedangkan nama asingnya quennsland arrowroot. Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).
Umbi ganyong mengandung pati, meskipun tidak sebanyak ubi jalar. Tetapi, ganyong cukup berpotensi sebagai sumber hidrat arang. Data Direktorat Gizi Depkes RI menyebutkan bahwa kandungan gizi Ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari kalori 95,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,11 g; karbohidrat 22,60 g; kalsium 21,00 g; fosfor 70,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1 0,10 mg; vitamin C 10,00 mg; air 75,00 g.
Manfaat ganyong sangatlah banyak, hampir semua bagian tanamannya bisa di manfaatkan. Umbi yang dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya. Sisa umbinya yang tertinggal setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak. Bunga daunnya yang cukup indah dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Selama ini pemanfaatan umbi ganyong hanya sebatas direbus untuk dibuat camilan. Padahal umbi ganyong memiliki kandungan gizi yang banyak yang diperlukan tubuh, sehingga sangat disayangkan apabila hanya dikonsumsi sebagai camilan yang hanya direbus. Lalu, bagaimana memanfaatkan ganyong untuk camilan selain di rebus?

Pemanfaatan umbi ganyong menjadi produk olahan lain salah satunya adalah menjadi mie ganyong. Dengan menjadi mie, ganyong akan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi di bandingkan ketika ganyong hanya direbus saja. Pembuatan mie ganyong sebenarnya sangatlah mudah, pembuatannya bisa menggunakan alat sederhana yang bisa kita temukan di rumah. Untuk membuat mie ganyong, awalnya harus membuat pati ganyong terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan mengolah pati tersebut menjadi mie atau biasanya disebut Minyong (mie dari ganyong) .

Pembuatan Pati Ganyong
Ganyong yang sudah berumur (cukup tua) dipanen, diambil umbinya. Umbi ganyong dicuci bersih, dikupas kulitnya kemudian diparut. Ganyong parut selanjutnya diperas hingga hanya tersisa ampas / seratnya. Saring air perasan tadi dengan kain penyaring. Diamkan air dalam wadah hingga pati ganyong mengendap. Pisahkan air dengan pati ganyong. Keringkan pati ganyong dengan dijemur sinar matahari atau dioven.

Pembuatan Minyong (Mie Ganyong)
Panaskan 5 s/d 6 liter air hingga hampir mendidih. Masukkan 1 kg pati ganyong ke dalam air panas tersebut sambil terus diaduk supaya jangan menggumpal. Jika terlalu kental, dapat ditambahkan air panas hingga menjadi bubur encer. Tambahkan 75 gram minyak goreng (agar mie ganyong tidak lengket).
Didihkan selama 10 s/d 15 menit agar tanak. Angkat, lalu lapiskan tipis-tipis pada daun pisang yang sudah disiapkan. Jemur di bawah sinar matahari hingga 5 s/d 6 jam. Jika sudah nampak kering, pisahkan lapisan mie ganyong dari daun pisang. Diamkan lembaran mie ganyong tersebut selama 10 hingga 15 jam. Iris lembaran mie ganyong tersebut hingga membentuk mie. Jemur di bawah sinar matahari hingga kering. Ikat dengan tali, atau langsung dapat dikemas.

sumber catatan : bisnisukm.com

You Might Also Like

2 comments

  1. hmmm...dadi kemutan karo ganyong...ganyong de cimplung jen buket pisan...tapi siki wis punah ya?gemiyen tah wetan umahku akeh pisan...ra sah nanduri wis gari mbeduli

    BalasHapus
  2. Genah iya koh kang! saiki tah wis langka pisan nang gone dewek koh! .

    BalasHapus