Banyumas Diserbu Pemburu Emas

By 19.31.00 ,


Portal Sunyalangu Kabar ditemukannya emas di Sungai Logawa Banyumas membuat ratusan orang dari luar daerah mengunjungi sungai itu untuk berburu emas. Mereka sangat yakin sungai tersebut menyimpan bulir emas yang cukup berharga.

"Saya yakin ini emas, kadarnya saya perkirakan mencapai 80 persen," ujar Kiswan, 40 tahun, pendulang emas asal Banjarnegara, Minggu, 26 Juni 2011.
Kiswan baru mendulang emas di Sungai Logawa, Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, selama satu jam. Namun, di waktu yang singkat itu, ia sudah menemukan bulir emas di tempat itu.
Kiswan datang bersama dua rekannya yang lain. Ia mengaku sudah 15 tahun menjadi pendulang emas. Dengan membawa alat sekadarnya, ia mengaduk-aduk pasir dan mengayaknya dengan pendulang.
Duloh Abduloh, 69 tahun, bahkan rela mengendarai motor dari rumahnya di Desa Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Tasikmalaya, Jawa Barat, demi berburu emas. "Jika ada pyrite, biasanya ada emas. Sebab, pyrite memang merupakan temannya emas," katanya.
Ia mengaku sudah menemukan emas sebesar biji beras di sekitar hulu sungai tersebut. Duloh sendiri sudah menjadi pendulang emas sejak 20 tahun lalu. Selain di Jawa Barat dan Jawa Tengah, ia juga pernah berburu emas ke Kalimantan. Setelah mendapat emas di sungai itu, menurutnya, bulir emas di sungai itu lebih besar dibandingkan emas yang ada di Kalimantan.
Duloh yakin jika jalur emas sudah diketahui akan mudah menemukan emas dalam jumlah besar. Dalam sehari, kata dia, pendulang emas diperkirakan bisa mendapatkan emas seberat 300 miligram. Harganya di pasaran sekitar Rp 30 ribu untuk berat 100 miligram.
Perburuan emas di Banyumas tidak hanya dilakukan oleh pendulang emas. Para penjual emas yang dikenal dengan juragan emas juga tampak di sungai itu. "Saya baru datang tadi pagi dari Kendal," katanya.
Ia sendiri yakin bahwa emas di sungai itu merupakan emas dengan kualitas bagus. Dari emas yang didapatnya, menurutnya, emas di Sungai Logawa merupakan emas tua. "Tapi, mesti harus terus dicari dengan membongkar batu dan pasir agar ketemu jalurnya," kata dia.
Meski sudah sepekan mencari, ironisnya banyak penduduk setempat yang belum menemukan emas itu. Mereka masih saja mengumpulkan batu berkilau yang merupakan pyrite. Dengan peralatan seadanya, mereka terus menggali tanah lempung di pinggir sungai itu. "Katanya memang ini emas, ini saya sudah dapat banyak," ujar Pariyah, 40 tahun, warga setempat yang menunjukkan pyrite hasil temuannya.
Ia yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini hanya membawa alat seadanya semacam linggis, golok, dan piring plastik untuk mencari emas. "Kalau laku dijual, ya saya jual," imbuhnya.
Dosen Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Muhammad Aziz, mengatakan dengan adanya pyrite mengindikasikan di sekitar tempat itu ada emas. "Biasanya sekitar dua kilometer dari ditemukannya pyrite ada sumber emas," katanya.
Ia menambahkan, pyrite merupakan mineralisasi dari emas. Pyrite yang ditemukan warga merupakan jenis pyrite primer yang biasanya berada di batuan andesit vulkanik karena larutan hydrothermal.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Anton Adi Wahyono, mengatakan penambangan di sungai tersebut dilarang pemerintah. "Kami sudah memasang tanda larangan penambangan di tempat itu," kata dia.
Ia mengatakan penambangan tanpa izin bisa merusak ekologi sungai. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian dinas, apa yang ditemukan warga bukanlah emas melainkan pyrite yang tidak laku dijual.
Anton menambahkan, di Banyumas sendiri ada sekitar 9,7 ton deposit emas yang terdapat di Gumelar. Sementara, di tempat lain saat ini sedang dieksplorasi oleh PT Aneka Tambang yang telah mengajukan izin eksplorasi selama tujuh tahun sejak 2009. "Memang di sungai itu belum sempat dilakukan eksplorasi," katanya.

ARIS ANDRIANTO : SUMBER
TEMPO Interaktif, Purwokerto

You Might Also Like

0 comments