Puskesmas Lakukan Pengobatan Keliling

By 10.09.00 , , ,

BOBOTSARI – Dugaan Chikungunya yang menyerang puluhan warga Desa Bobotsari, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga direspon UPT Puskesmas Bobotsari. Untuk memastikan hal tersebut, petugas dari Puskesmas Rancasalak menindaklanjuti dengan menggelar pengobatan keliling kepada para penderita, Selasa (5/4) lalu.


“Setelah mendapatkan laporan dari Kepala Desa (Bobotsari, red). Kami langsung melakukan kunjungan ke rumah warga yang diduga terkena penyakit chikungunya. Kami sudah memberikan obat dan juga vitamin,” kata kepala UPT Puskesmas Bobotsari Bambang Trino SKM kepada Radarmas, ketika ditemui di ruang kerjanya, kemarin (6/4).


Ketika disinggung apakah benar yang menyerang warga Desa Bobotsari tersebut, merupakan penyakit Chikungunya, dia menjelaskan Puskesmas Bobotsari belum bisa memastikan. Sebab, dari hasil kunjungan ke rumah warga, sebagian besar warga yang diduga terjangkit Chikungunya tersebut sudah dalam masa pemulihan, sehingga tidak bisa dibuktikan secara medis apa sebenarnya penyakit yang menjangkiti warga tersebut.


Apalagi, dari seluruh warga yang diduga terjangkit tidak ada yang berobat ke Puskesmas Bobotsari, melainkan lebih memilih berobat ke dokter swasta. “Ini yang membuat kami kesulitan untuk menyimpulkan apa benar penyakit tersebut chikungunya atau bukan,” lanjutnya.


Berdasarkan, pengakuan warga memang penyakit yang dirasakan oleh warga mengarah pada gejala chikungunya. Sekitar 20 warga dari RT 2 dan RT 3/RW V serta RT 2 dan RT 3/RW VI desa tersebut mengeluhkan sakit di persendian tulang. Mereka awalnya merasa panas dingin dan demam tinggi selama satu hari, kemudian diikuti nyeri dan ngilu pada seluruh persendian.


Namun, berdasarkan laporan dari para dokter swasta yang mengobati warga yang diduga terjangkit penyakit chikungunya tersebut, penyakit yang menyerang warga justru bukan penyakit chikungunya melainkan hanya penyakit Penyakit Demam Tifoid atau lebih dikenal dengan nama Penyakit Tifus merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella enteric.


“Diagnosa yang diberikan dokter yang menangani penyakit tersebut merupakan tifoid bukan chikungunya. Namun, sekali lagi, kami tetap tidak bisa memastikan apa sebenarnya penyakit yang menjangkiti warga tersebut. Sebab, hal ini terungkap setelah warga yang diduga terjangkit sudah sembuh. Sehingga sulit mencari kesimpulan secara medis, karena tidak ada hasil tes laborat,” bebernya.


Meski demikian, dia meminta kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Sebab, apa pun jenis penyakitnya, sebagian besar disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat dan bersih. “Kami juga meminta kepada warga untuk meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk,” tandanya.


Dia juga meminta jika ada warga yang saat ini merasakan gejala tersebut, untuk secepatnya berobat ke Puskesmas Bobotsari, agar bisa dilakukan penanganan lebih lanjut. “Selain itu jadi bisa diketahui apa sebenarnya penyakit tersebut,” pungkasnya.


(Radar Banyumas)

You Might Also Like

0 comments